Untuk pengendalian inflasi pada komoditas cabai rawit yang cenderung naik, Satgas Pangan Kabupaten Buleleng bergerak cepat dengan meninjau langsung sentra produksi cabe rawit yang ada di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak oleh Tim Satgas Pangan Kabupaten Buleleng, Selasa, (30/7).
Dipimpin oleh Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan drh. I Wayan Susila dan Analis Ketahan Pangan bersama staf Dinas Pertanian mengunjungi beberapa sumber produksi cabai rawit yang ada di Kecamatan Gerokgak seperti berkunjung ke salah satu anggota Kelompok Tani Unggul Mulya Desa Pemuteran. Dimana menanam cabai varietas ori dilahan seluas 25 are dengan rata-rata produksi 30kg/hari, dengan harga jual 50.000-55.000/kg.
"Kami berkunjung juga ke petani Ketut Arnawa, biasanya jika panen normalnya 8 kwintal/hari dikirim ke pengepul di Pasar Anyar. Namun untuk saat ini hanya 3-4 kwintal/hari," jelas Kabid Susila.
Selain itu Tim Satgas Pangan Kabupaten Buleleng berkunjung ke salah satu anggota Kelompok Tani Harapan Baru, dimana menanam 1 hektar cabe rawit dengan usia tanaman 3,5 bulan dan sudah mulai panen petik pertama, yang diperkirakan dapat panen sampai 4 bulan ke depan.
Kemudian berkunjung ke Desa Pemuteran, Pejarakan dan Sumberklampok yang memiliki potensi luas tanam mencapai 540 ha. Namun untuk saat ini hanya 20 hektar yang ditanami, karena faktor produksi tanaman yang tidak maksimal disebabkan oleh berkurangnya kesuburan tanah, dan tidak ada pergiliran varietas.
Diungkapkan pula oleh Kabid Susila, bahwasannya fluktuasi harga cabai di Buleleng mengikuti harga cabai di Pulau Jawa, adanya kekeringan di Pulau Jawa menyebabkan harga cabai rawit tinggi, sehingga harga cabai rawit di Buleleng ikut tinggi, walaupun produksi cabai rawit di Buleleng mencukupi.
"Kami terus pantau perkembangan harga dan stok komoditas pemicu inflasi di Buleleng, contohnya peninjauan yang kami lakukan saat ini dengan harapan agar rantai pasok dapat diperpendek sehingga kestabilan harga dapat tetap terjaga," tutupnya.(wd)