Meski dilaksanakan saat Pandemi Covid-19, Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019 Lingkup Pemerintah Kabupaten Buleleng dapat berjalan dengan baik. Hal itu diwujudkan dengan diterapkannya protokol kesehatan pencegahan Covid-19 oleh 441 orang peserta yang menjalani SKB hari pertama.
Pelaksanaan SKB yang bertempat di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali pada Selasa (8/9) itu dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Buleleng dengan difasilitasi oleh Kantor Regional X Badan Kepegawaian Negara (Kanreg X BKN) Denpasar.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Gede Suyasa selaku Ketua Panitia Pelaksana hadir untuk meninjau pelaksanaan SKB. Suyasa juga sempat memberikan arahan singkat kepada para peserta yang akan menjalani tes. Ia mengucapkan selamat menjalani dan berharap seluruh peserta dapat menjalani SKB dengan baik.
Ditemui setelahnya, Suyasa memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan SKB hari ini karena berjalan dengan baik, meski terdapat beberapa peserta yang dinyatakan reaktif dari hasil rapid test, namun pihak panitia sudah menanganinya dengan memberikan ruangan khusus untuk mereka melakukan tes. Jadi, menurutnya seluruh peserta sudah terfasilitasi dengan baik.
Dengan ini, Suyasa berharap seluruh peserta dapat menjalani SKB dengan baik tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Selain itu tentunya juga mengatur pikiran agar tidak terbebani saat menjalani tes sehingga imun tubuh terjaga.
"Semua peserta agar tidak stres, menjaga kesehatan dengan baik, ini penting" imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala BKPSDM Kab. Buleleng I Gede Wisnawa menjelaskan terkait teknis pelaksanaan SKB kali ini dijalankan sesuai dengan standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang terdiri mulai dari penggunaan alat pelindung diri (APD) berupa masker, faceshield, dan selop tangan bagi peserta dan panitia dan untuk peserta wajib menyerahkan surat hasil rapid test. Selain itu katanya penataan tempat juga diatur sedemikian rupa agar para peserta dapat tetap menjaga jarak.
"Kita jaga jarak, jadi ruangan yang semula berkapasitas 200 (orang) satu ruangan, sekarang kapasitasnya hanya 100" jelas Wisnawa
Sedangkan penanganan khusus untuk peserta yang reaktif, pihaknya menanganinya dibantu oleh tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. Jadi, peserta itu akan diperiksa terlebih dahulu apakah kondisinya memungkinkan untuk mengikuti tes.
"Kita sudah menyiapkan ruangan khusus di sini, jadi ketika tim medis menyatakan boleh ikut maka peserta akan menjalani tes di ruangan itu" pungkas mantan Sekretaris DPRD Buleleng itu
Sementara itu, Kepala Kanreg X BKN Denpasar Bambang Hari Samasto mengatakan secara teknis SKB kali ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan SKB sebelum pandemi Covid-19. Perbedaannya hanya pada penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Hanya saja, diakui olehnya penerapan protokol itu sangat berpengaruh kepada masa pelaksanaan SKB karena sesinya dibuat menjadi lebih banyak agar dalam satu sesi peserta menjadi lebih sedikit sehingga dapat diatur jaraknya.
"Karena itu, otomatis itu akan memperpanjang waktu pelaksanaannya" tandas Bambang. (cnd)