Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) mulai melakukan penataan jaringan utilitas di kawasan titik nol Kota Singaraja. Langkah ini menjadi bagian dari rencana besar penataan kawasan heritage yang mencakup area Patung Singa Ambara Raja hingga depan Makam Pahlawan Curastana.
Kepala Dinas PUTR Kabupaten Buleleng, I Putu Adiptha Ekaputra, menjelaskan bahwa seluruh jaringan kabel listrik, telekomunikasi, dan pipa PDAM akan dipindahkan ke bawah tanah. Penataan dilakukan untuk memperindah wajah kota sekaligus meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
“Penataan kabel bawah tanah ini penting sekali karena kita bekerja di kawasan titik nol Singaraja. agar tampilan kawasan jadi lebih rapi dan estetika kota bisa maksimal,” ujar Adiptha, dikonfirmasi, Sabtu (22/11).
Adiptha menambahkan, sistem kabel bawah tanah tersebut akan dibangun sejajar dengan jaringan drainase, namun menggunakan jalur dan konstruksi berbeda.
“Untuk air ada saluran khusus, sedangkan kabel memiliki jalur beton tersendiri. Jadi antar fungsi tidak saling mengganggu,” jelasnya.
Penataan utilitas ini dilakukan melalui koordinasi dengan berbagai pihak. Menurutnya, seluruh pihak telah menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan Singaraja sebagai kota heritage yang tertata rapi.
"Kita ingin kawasan ini jadi percontohan, karena Singaraja punya nilai sejarah tinggi yang harus dijaga,” ungkap Adiptha
Tahap pertama penataan utilitas bawah tanah akan dimulai dari kawasan timur, yakni di depan Kantor DPRD Buleleng. Pekerjaan kemudian dilanjutkan ke arah barat sampai Jalan pahlawan, depan Taman Makam Curastana, serta ke sisi utara depan Jalan Krisna area Rumah Sunda Kecil salah satu bangunan heritage bersejarah di Singaraja.
Selain memindahkan utilitas ke bawah tanah, kawasan heritage titik nol juga akan dilengkapi dengan kamera CCTV dan penjaga keamanan sebagai pengawasan dan ruang terbuka hijau (RTH) baru. Pemerintah menargetkan proporsi RTH mencapai minimal 30 persen dari total area sebagai upaya menjaga kualitas udara dan pengendalian polusi.
Untuk menunjang estetika dan keamanan kawasan, gardu listrik yang selama ini berada di ruang terbuka juga akan dipindahkan ke lokasi tertutup di belakang gedung galeri Kantor Bupati Buleleng.
“Tidak ada lagi gardu di pinggir jalan. Semuanya kita siapkan tempat khusus agar lebih indah dipandang dan lebih aman,” tegasnya.
Seperti yang ditegaskan Sekretaris Daerah Buleleng Gede Suyasa beberapa hari lalu, bahwasannya langkah tersebut sejalan dengan visi Bupati Buleleng lima tahun ke depan.
Yakni menjaga serta memperkuat identitas kawasan heritage di sekitar Tugu Singa Ambara Raja dan Kantor Bupati Buleleng.
“Penataan akan menyentuh lingkungan, sanitasi, hingga utilitas seperti kabel dan pipa yang selama ini tidak tertata. Semua akan diatur ulang agar kawasan ini benar-benar bernuansa heritage. Semua kabel listrik, telekomunikasi, dan pipa PDAM yang semula semrawut akan dipindahkan ke bawah tanah ,” jelas Suyasa
Dinas PUTR menargetkan penyusunan Detail Engineering Design (DED) dan proses tender proyek dapat rampung pada akhir tahun ini. Dengan begitu, pelaksanaan fisik proyek bisa dimulai pada awal 2026 dan diselesaikan dalam waktu enam bulan.
“Waktu kerja kita padat, karena pada Juli kawasan harus steril. Jadi semua harus selesai tepat waktu,” tutup Adiptha (Rka)