Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) kini telah memiliki Finalis Top Inovasi Pelayanan Publik.
Kabupaten Buleleng melalui inovasi Buleleng Kelola Sampah Anorganik melalui Bank Sampah (Bulan Melah) masuk Top 99 KIPP Nasional dan mendapat apresiasi penuh dari KemenPAN-RB melalui Tim Panel Independen (TPI).
Hal itu terungkap saat presentasi dan wawancara bersama Tim Panel Independen (TPI) yang pada kesempatan ini diikuti langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana secara virtual di Kantor Bank Sampah Induk (BSI) E-Darling DLH Kabupaten Buleleng, Kamis (13/7).
Ketua TPI Eko Prasojo dalam arahannya sangat mengapresiasi inovasi pengelolaan sampah anorganik dari Bank Sampah Induk Kabupaten Buleleng karena secara tidak langsung mampu meningkatkan kesejahteraan pada bidang ekonomi maupun sosial.
"Kami sangat mengapresiasi inovasi yang sudah dilakukan BSI di Buleleng. Selain berdampak pada perekonomian juga berpengaruh dalam bidang sosial yang melibatkan masyarakat mulai dari melibatkan anak-anak," jelasnya.
Eko Prasojo menjelaskan bahwa inovasi BSI yang diantaranya mengumpulkan sampah untuk dijadikan tabungan dalam bentuk uang, iuran les belajar, tari kesenian bahkan sampai bisa ditukarkan menjadi emas ini ke depannya mampu menjadi contoh daerah lainnya sehingga secara tidak langsung mampu mengurangi sampah khususnya sampah anorganik.
Sementara itu, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyampaikan bahwa permasalahan sampah khususnya anorganik sudah mulai dipikirkan guna meminimalisir tumpukan sampah yang salah satunya melalui inovasi "Bulan Melah" yang mendapat apresiasi hari ini.
Ditambahkan, bahwa selama ini kebanyakan ditemui sistem pengelolaan sampah organik menjadi pupuk namun mengesampingkan sampah anorganik untuk diolah kedepannya menjadi apa dan menjadi tanggung jawab siapa. "Itu yang kita pikirkan dan kita sudah lakukan itu. Perlu kita ketahui bahwa ini merupakan inovasi startegis dalam melibatkan masyarakat sehingga bisa dijamin keberlanjutannya," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa ini juga merupakan Best Practice yang direplikasi oleh daerah-daerah lain dan dijadikan percontohan. Selain itu, inovasi ini juga secara tidak langsung dapat mengajarkan kepada masyarakat mulai dari dirinya sendiri dahulu untuk menginformasikan kepada orang tuanya agar mau memilah dan membuang sampah ketempat yang seharusnya.
"Melalui strategi inovasi ini yang salah satunya menabung sampah bisa dapat les gratis paling tidak bisa mengingatkan kepada orangtuanya sehingga ini bisa memberikan dampak sosial juga nantinya," sambungnya.
Diakhir, Pj Lihadnyana berharap agar inovasi ini bisa dikembangkan dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat khususnya di Buleleng dan tentunya dapat mengurangi limbah sampah anorganik.
Masih ditempat yang sama, Kepala DLH Kabupaten Buleleng Gede Melandrat menjelaskan bahwa inovasi ini bisa jadi best market dan percontohan khususnya dalam sistim penanganan sampah terpadu yang salah satunya melalui "Bulan Melah".
Sistem penanganan sampah lewat Bank Sampah ini akan membangun sebuah kreatifitas melalui pengumpulan sampah dengan pemberdayaan masyarakatnya. "Jadi, tidak hanya membangun mesin pengolah sampah yang tentu dengan keterbatasan yang kita miliki tidak bisa dilakukan dan disini kami bergerak dengan hati. Ini lebih banyak menekankan pada edukasi yang berdampak pada ekonomi karena sampah ini akan dijual nantinya," tutupnya. (Suy)