Lonjakan harga bahan pokok akibat inflasi dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak dapat dipungkiri berdampak pada program pengentasan stunting akibat kenaikan harga bahan makanan bergizi.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng akan bekerja ekstra keras untuk memastikan anak-anak di Kabupaten Buleleng mendapatkan akses bahan makanan bergizi dengan harga yang masih terjangkau.
"Kalau di situasi normal kan gizinya sudah kurang, apalagi sekarang bahan pokok naik, makanya di samping tim stunting, juga ada tim pengendali inflasi yang melakukan berbagai upaya agar harga bahan pokok terkendali," ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Gede Suyasa ditemui usai membuka Diseminasi Audit Penanganan Stunting Tingkat Kabupaten Buleleng di Wantilan Praja Winangun Kantor Bupati Buleleng pada Selasa, (6/9).
Suyasa melalui timnya telah menjalankan program program pengendalian inflasi dan kenaikan harga BBM, salah satunya adalah melalui pemberian stimulus kepada transportasi umum yang mendistribusikan bahan pokok ke pasar.
Kembali ke Stunting, Suyasa menegaskan pengentasan stunting merupakan pengentasan stunting merupakan tanggung jawab bersama lintas sektoral, meliputi pemetaan kasus stunting, penyuluhan, dan pengawasan.
Pihak korporasi swasta juga akan diajak untuk membantu program pengentasan stunting melalui Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditujukan untuk pemberian bantuan makanan bergizi.
"Misalnya contoh, perusahaan A, berapa bisa bantu by name, by address, dan by case, dalam bentuk beras bergizi kah, susu yang bergizi kah, atau bantu daging yang premium, nah itu yang kita harapkan", demikian Suyasa. (can)