Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Kabupaten Buleleng semakin memperkuat komitmennya dalam melestarikan sejarah lokal melalui proyek inovatif Sinergitas Revitalisasi Inovatif Kekayaan Arsip dan Nilai Daerah Integratif (Srikandi) Buleleng, yang dirancang untuk merevitalisasi dan menghadirkan arsip sejarah daerah secara lebih interaktif dan mudah diakses secara digital. Proyek ini dipresentasikan dalam Rapat Koordinasi Penyusunan Rancangan Kegiatan Diorama Arsip Soenda Ketjil di ruang rapat DAPD Buleleng pada Selasa (29/10) yang dipimpin langsung oleh Kepala DAPD Buleleng Made Era Oktarini yang turut dihadiri perwakilan OPD terkait lingkup Pemkab. Buleleng.
Kepala DAPD Buleleng, Made Era Oktarini, menjelaskan bahwa proyek Srikandi Buleleng bertujuan untuk menyelamatkan arsip-arsip berharga yang selama ini kurang mendapat perhatian, khususnya yang terkait dengan sejarah Soenda Ketjil. "Srikandi Buleleng bukan hanya simbol kekuatan dan ketangguhan, tetapi juga cerminan inovasi dalam melestarikan kekayaan sejarah kita. Arsip Soenda Ketjil yang selama ini terabaikan akan kami hidupkan kembali melalui teknologi digital dan diorama fisik yang menarik," ujarnya.
Kadis Era menambahkan, melalui aplikasi Srikandi Buleleng, masyarakat akan memiliki akses langsung ke arsip-arsip digital tentang Sejarah Soenda Ketjil, termasuk informasi tentang tokoh penting seperti Mister I Gusti Ketut Pudja salah satu tokoh Buleleng yang berperan besar dalam sejarah daerah ini.
Dijelaskan, beberapa manfaat yang bisa dikonsumsi dalam proyek ini diantaranya akses mudah ke sejarah daerah, menghidupkan sejarah dengan diorama digital, pelestarian arsip dalam format digital dan mendukung pengembangan pariwisata dan PAD.
Era Oktarini juga menekankan bahwa proyek ini adalah kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Kebudayaan dan sejarawan lokal, untuk memastikan informasi yang disajikan benar-benar akurat dan mendalam. "Kami sudah berkoordinasi dengan ahli sejarah serta keturunan Mister I Gusti Ketut Pudja. Arsip-arsip yang kami temukan akan segera dipresentasikan dalam bentuk diorama fisik maupun digital," tambahnya.
Ditargetkan proyek ini selesai pada akhir November 2024, di mana diorama arsip Soenda Ketjil akan diresmikan di Museum Soenda Ketjil. Dengan adanya proyek ini, generasi muda diharapkan dapat lebih mengenal tokoh-tokoh pahlawan lokal dan tidak melupakan akar sejarah mereka.
Aplikasi Srikandi Buleleng diharapkan menjadi model bagi museum-museum lain di Buleleng dalam mengemas sejarah secara modern dan interaktif. "Harapannya, inovasi ini mampu membangkitkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, akan pentingnya menjaga dan mempelajari sejarah daerah," pungkasnya.