Komitmen Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam membangun budaya literasi terus digelorakan. Melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Kabupaten Buleleng, kegiatan Pembekalan Resensi Buku digelar pada Selasa (24/6) di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Buleleng. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari rangkaian peringatan Bulan Bung Karno sekaligus langkah konkret dalam menumbuhkan generasi pembaca yang cerdas, kritis, dan reflektif.
Bulan Bung Karno bukan sekadar momen seremonial, melainkan ajang refleksi atas nilai-nilai perjuangan Sang Proklamator. Sosok Bung Karno dikenang bukan hanya sebagai pemimpin besar bangsa, tetapi juga sebagai pembaca dan penulis yang tekun. Bahkan di dalam penjara, ia tak henti membaca dan menulis menyulut kesadaran rakyat lewat buku dan kata-kata. Semangat inilah yang menjadi pedoman dalam kegiatan pembekalan kali ini.
Kepala DAPD Buleleng, Made Era Oktarini, S.Sos., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa dari total 92 naskah resensi buku yang dikirimkan oleh peserta, panitia telah memilih 50 karya terbaik. Para penulis terpilih ini diundang untuk mengikuti pembekalan sebagai bentuk penghargaan atas upaya mereka sekaligus sebagai langkah awal dalam membentuk ekosistem literasi yang berkelanjutan.
“Ini menandai bahwa benih-benih literasi di Buleleng telah tumbuh. Sekarang, tugas kita bersama adalah menyiraminya agar tumbuh menjadi pohon pengetahuan yang kokoh dan bermanfaat,” ujarnya.
Kegiatan ini juga sejalan dengan kebijakan nasional, termasuk amanat Peraturan Perpustakaan Nasional RI Nomor 12 Tahun 2024, yang menekankan pentingnya pengembangan konten literasi berbasis lokal serta peningkatan budaya baca melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik bidang perpustakaan.
Peserta mendapatkan materi dari para narasumber dengan latar belakang akademik dan praktisi literasi, yakni dr. Putu Sukedana, S.Ked., AIFO-K, FISQua, Drs. I Ketut Artana, S.Sos, Dr. I Putu Suardipa, S.Pd., M.Pd dan Ni Putu Pramita Utami, S.Pd., S.S.I
Materi yang diberikan tak hanya berfokus pada teknik penulisan resensi yang baik, tetapi juga membekali peserta dengan kemampuan berpikir kritis, membaca aktif, serta memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya tulis.
“Perpustakaan tidak boleh menjadi tempat yang sepi dan tertutup. Perpustakaan harus hidup menyala dengan kegiatan, dialog, dan kreativitas. Dan hari ini, semangat itu benar-benar terasa,” ungkap Kadis Era
Menutup sambutannya, ia memberikan pesan inspiratif kepada seluruh peserta. “Jangan takut salah dalam menulis. Yang penting adalah keberanian untuk memulai. Tulisan kalian hari ini mungkin sederhana, tetapi suatu hari nanti akan menjadi saksi perjalanan kalian sebagai pembelajar sepanjang hayat.”pungkasnya. (Mdy)