Keindahan Pantai Giri Emas sudah tidak diragukan lagi, selain memiliki pantai yang bersih, Pantai Giri Emas juga memiliki pasir hitam yang bermanfaat bagi kesehatan. Untuk itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Giri Emas terus menggencarkan pengembangan potensi wisata yang ada di pantai itu.
Ditemui di kediamannya, Perbekel Desa Giri Emas, Wayan Saputra pada Sabtu, (4/6), menjelaskan sudah berkomitmen semenjak mengemban tugasnya dari tahun lalu. Hal itu dirinya lakukan karena ingin meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Giri Emas melalui konsep perencanaan pengelolaan tempat wisata di Pantai Giri Emas.
Melihat mayoritas masyarakatnya yang menggeluti pekerjaan nelayan, Saputra mengembangkan potensi yang ada di Pantai Giri Emas dengan konsep wisata pantai. Namun, pemahaman pertama yang ditanamkan kepada masyarakat pesisir yaitu menjaga kebersihan, keamanan, serta ketertiban. Tentunya hal tersebut didukung dengan gerakan nyata seperti melakukan penataan setiap harinya, dan juga setiap minggunya diadakan jumat bersih yang mengikutsertakan seluruh elemen mulai dari perangkat desa, serta dari masyarakat sekitar.
Menyadari dalam mengembangkan potensi wisata membutuhkan dukungan dari pihak luar. Saputra mengajak beberapa investor untuk memberikan dukungan permodalan. Dengan dibantu investor “Wahana Sara Village” Pantai Giri Emas dapat berubah menjadi variatif dengan adanya wahana air seperti speed boat, banana boat, kano, dan doghnut boat yang direncanakan akan launcing mendekati hari raya Galungan. Adapun, pekerja yang dilibatkan berasal dari warga lokal, hingga operator speed boat sendiripun merupakan warga lokal yang sudah memiliki lisensi nasional.
“Keberadaan dari investor disini tentunya sangat membantu dalam proses pengembangan wisata di Pantai Giri Emas. Tentu dalam pelaksaannya nanti harus memiliki safety dan dilengkapi dengan asuransi bagi pengguna wahana tersebut,” ujar Saputra.
Selain wahana air yang sudah dikembangkan tersebut. Kedepan akan ada destinasi wisata lain di Pantai Giri Emas dengan konsep rumah joglo dan mengusung tema perkemahan dekat pantai, tepatnya sebelah timur di dekat Pantai Giri Emas direncanakan menjadi wisata healing. Itu sebabnya pemdes bersinergi dengan tokoh masyarakat menghimbau masyarakat lokal agar tidak lagi melakukan pembangunan di daerah tersebut dengan radius 7 km.
Disinggung mengenai potensi wisata Pasir Hitam yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit berkaitan dengan urat syaraf tersebut, Saputra menjelaskan bahwa pasir hitam yang ada di Pantai Giri Emas adalah pasir buliran sehingga dapat menjadi media terapi kesehatan. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian dari akademisi Universitas Udayana (Unud). Serta oleh masyarakat sekitar pasir hitam ini diyakini dapat menyembuhkan orang yang lumpuh dengan catatan harus mengikuti regulasi yang ada sebelum melakukan terapi seperti mengecek suhu, dan tensi sesuai ketentuan berapa yang diperbolehkan melalui pengawasan tenaga kesehatan di pantai tersebut.
Lebih lanjut, mengenai harapannya untuk wisata pasir hitam ini dijelaskan akan dikelola dengan melengkapi sarana prasarana orang yang ingin melakukan terapi disana seperti payung, tempat berteduh untuk orang menunggu, serta melengkapi pakaian khusus seperti kimono untuk digunakan pada saat terapi.
Selain sarana dan prasarana tersebut, Saputra menambahkan dalam mengelola tempat wisata tentunya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat di butuhkan seperti contoh kemampuan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa asing serta kemampuan untuk berenang sejak dini.
“Untuk mendukung keberlangsungan wisata kita melatih SDM lokal disini dengan melibatkan instruktur dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), mengingat kita adalah wisata pantai tentunya harus memiliki SDM yang mampu berenang sebagai lifeguard itu kita lakukan pelatihan sejak dini,” tegas Saputra.
Lebih jauh, Saputra menyampaikan mengenai pengelolaan dari potensi wisata ini, bahwa untuk sekarang dari desa akan memberikan permodalan kepada badan usaha milik desa (BUMdes) , selanjutnya dari BUMdes yang akan merekrut kelompok sadar Wisata (Pokdarwis) yang akan bekerja sesuai tupoksinya. Ketika ada hasil nanti, maka akan ditindaklanjuti terkait teknis pembagian hasilnya sehingga dapat bersinergi kedepannya.
“Sesuai dengan apa yang kita kembangkan, kita berharap kepada pemerintah kabupaten agar segera membuat Peraturan Bupati (Perbup) mengenai tiket daerah wisata, karena melalui Perbup tersebut nantinya kita dapat menentukan harga dari tiketnya ketika masyarakat akan masuk ke daerah tujuan wisata. Hal ini tentunya harus berkoordinasi juga lebih lanjut dengan Dinas Pariwisata Buleleng,”pungkas Saputra. (Ag)