Pasokan ketersedian pangan menjelang hari Raya Galungan dan Kuningan harus dijaga dengan baik. Hal itu disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat membuka rapat koordinasi Tim Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan terkendalinya harga pangan menyongsong Hari Raya Galungan dan Kuningan yang bertempat di ruang rapat Lobby Kantor Bupati Buleleng, Senin (6/6).
Selain itu, Bupati yang akrab disapa PAS ini memberikan apresiasi atas kinerja TPID Kabupaten Buleleng bersama instansi vertikal yang telah menjaga kestabilan harga dan kelancaran pasukan komoditi pangan di tengah pandemi dengan selalu melakukan upaya koordinasi guna pengendalian inflasi. Dimana kita ketahui bahwa inflasi di Buleleng per bulan Mei mencapai 0,58%.
"Besar harapan saya melalui rakor ini agar nantinya bisa bersama-sama melakukan operasi pasar dan tidak ada lagi persoalan seperti penimbunan pangan sehingga hari Raya Galungan dan Kuningan bisa dilalui dengan baik," harapnya.
Sementara itu ditemui usai rakor, Ketua TPID Kabupaten Buleleng yang juga selaku Sekda Buleleng Gede Suyasa mengatakan, dari beberapa kebutuhan yang menyebabkan adanya inflasi itu hampir berulang setiap tahunnya. Ada 10 kebutuhan pokok masyarakat yang selalu muncul setiap tahun, terlebih pada masa tertentu seperti hari raya dan libur sekolah.
Sekda Suyasa meyakini, melalui saran dari Bang Indonesia, seandainya 15% saja bisa diambil perannya Perusahaan Umum Daerah maka inflasi ini masih bisa ditekan. Karena, kestabilan harga bisa dijaga.
"Sebab Perumda semata-mata bukan untuk bisnis saja, tapi bagaimana menjaga agar ekonominya stabil. Kebutuhan masyarakat tersedia, harga terjangkau dan ini yang akan menjadi refrensi ketika melakukan monitoring dan evaluasi kepada harga-harga di pihak swasta," tegas mantan Kadis Disdikpora Buleleng ini.
Oleh sebab itu, Suyasa akan merapatkan dua Perumda PD Swatantra dan PD Pasar untuk membahas kesiapan kedepan termasuk perannya akan ditingkatkan, terkait hambatan dan kendala yang dihadapi. "Sekarang tinggal berkomitmen dan kemampuan manajerial dari Perumda itu sendiri," imbuhnya.
Terkait pasokan pangan jelang hari raya, dari sisi produksi dinilai aman. Seperti beras dan cabai masih surplus, sekarang tinggal di distribusi. Suyasa minta untuk hindari adanya stok atau penimbunan pangan, sehingga waktu pas langka mengakibatkan adanya kenaikan harga yang begitu mahal.
"Tim TPID Buleleng bersama unsur dari Kepolisian sudah keliling dan memonitor agar proses lancar dan tidak ada kasus penimbunan," ujarnya.
Masih ditempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan telah mewaspadai tekanan inflasi yang bulan April lalu sekitar 0,71%. Untuk bulan Mei karena juga terjadi inflasi, akan diwaspadai juga untuk komoditas yang sudah naik seperti cabai merah, cabai rawit dan telur ayam.
"Itu kita waspadai, kita yakinkan pasokannya ada apa tidak di Buleleng. Disamping itu juga disarankan untuk melakukan opersasi pasar jika pasokannya kurang termasuk harganya agar bisa dijangkau warga saat hari raya," tegasnya
Untuk antisipasi selanjutnya terkait hotel dan liburan yang terpokus pada bulan Juni dan Juli, pihaknya yakinkan untuk memperhatikan ketersediaan pasokan. Sedangkan untuk Perumda, semua Kabupaten/Kota se-Bali akan didorong, tapi tidak semua Perumda yang bisa mengeksekusinya, karena kendala modal dan kesulitan yang dihadapi.
"Perumda tidak hanya menjual lapaknya tapi juga memperjual belikan kebutuhan masyarakat. Untung tapi tidak begitu untung, Itu yang menjadi penting bagi BUMD," ujarnya.
Trisno Nugroho meyakini modal uang bukan satu-satunya yang menjadi krusial dalam Perumda ini, melainkan orangnya. Bagaimana memilih orang itu benar-benar profesional, bagus, rajin dan sungguh-sungguh untuk memasarkan sehingga membuat BUMD itu maju. (Suy).