Memasuki masa panen padi pada bulan Mei 2020 ini, produksi gabah oleh petani di Kabupaten Buleleng mencapai sekitar 10 ribu ton. Namun penyerapan gabah oleh pasar diperkirakan akan berkurang secara signifikan akibat wabah Covid-19. Menanggulangi hal tersebut, Perusahaan Daerah (PD) Swatantra diarahkan untuk membeli gabah dan beras petani Buleleng. Hal tersebut terungkap pada rapat pembahasan skema ekonomi penyerapan gabah dan beras petani di ruang rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng pada Selasa (12/5).
Memimpin rapat tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa meminta PD Swatantra untuk menyiapkan alur pengolahannya hingga penjualannya. Hal itu ditekankan olehnya karena komoditi dari petani yang dibeli oleh PD Swatantra nantinya tidak hanya beras jadi, namun juga gabah. Maka dari itu, Suyasa meminta PD Swatantra untuk memastikan gabah yang telah dibeli agar disosoh sehingga bisa cepat dijual.
Untuk itu, Suyasa meminta PD Swatantra bersinergi dengan OPD terkait seperti Dinas Pertanian serta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Buleleng untuk bersinergi mewujudkan hal itu. Hal itu menurutnya sangat penting dilakukan untuk memastikan proses penyimpanan gabah, penyosohannya menjadi beras, dan distribusinya berjalan dengan baik. Perhitungannya dari produksi gabah sekitar 10 ribu ton seharusnya dapat menghasilkan beras kurang lebih sebanyak 6 ribu ton.
Membantu penjualan beras dari PD Swatantra, Suyasa akan berkoordinasi dengan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana untuk turut mengerahkan jajaran ASN di lingkup Pemkab Buleleng agar wajib membeli beras di PD Swatantra, selain itu akan dipertimbangkan juga untuk mengarahkan BUMDes di seluruh Buleleng agar membeli beras dari PD Swatantra.
Dengan skema yang telah dibuat itu, Suyasa berharap pihaknya dapat menjaga kondisi perekonomian petani di Kabupaten Buleleng selama wabah Covid-19 di mana daya beli pasar yang menurun secara signifikan. (cnd)