"Rejang Mahadewi", Tari Wujud Ungkapan Syukur

Admin bulelengkab | 23 April 2025 | 98 kali

Seperti layaknya tari bali kebanyakan menampilkan gerakan mata yang tajam dan memukau penonton, namun di Buleleng sendiri terdapat sebuah tarian rarejangan yang terbilang unik karena dari awal hingga akhir penampilannya dibawakan dengan memejamkan mata.


Ialah "Rejang Mahadewi", Sebuah tarian  dengan kedalaman spiritual dan keanggunan gerak. Tarian ini menjadi simbol persembahan untuk para dewa-dewi, yang ditampilkan perdana oleh Sekehe Gong Kebyar Wanita Sanggar Seni Jagratara, 


Tarian yang di tata oleh koreografer Bagus Kawiantara berkolaborasi dengan penggarap tabuh  I Kadek Rio Julyarta Putra ini bukan sekadar pertunjukan biasa. Para penari menari dengan mata tertutup, sebuah simbol bakti tanpa pamrih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang terinspirasi dari Tari Sang Hyang Kebyar yang pernah dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2021 . Setiap gerakannya yang lembut menggambarkan keanggunan dewi, sementara iringan gong semar pegulingan menciptakan atmosfer magis penuh penghayatan.  


"Gerak tari ini lahir dari kontemplasi atas berkah yang terus mengalir dari alam dan Tuhan. Penari yang menari dengan mata tertutup adalah simbol bahwa syukur tak butuh pamer, cukup tulus dan penuh bakti," ujar I Kadek Rio Julyarta Putra saat di konfirmasi, Senin, (21/4).


Ditambahkannya, bahwa musik dalam tarian ini dirancang untuk menghadirkan suasana hening yang penuh penghayatan dengan balutan gong semar pegulingan. 


“Kami ingin menghadirkan suasana hening yang justru menghidupkan kekuatan dari dalam. Musiknya pelan tapi menggugah,” tambahnya.


Penampilan Rejang Mahadewi menjadi salah satu momen istimewa yang tayang perdana pada perayaan HUT Kota Singaraja lalu. Tarian ini tak hanya mengundang kekaguman, tapi juga menjadi pengingat akan pentingnya spiritualitas dalam seni pertunjukan Bali.


Dengan kekuatan pesan dan visual yang mendalam, Rejang Mahadewi dipandang sebagai bentuk penghormatan atas kearifan lokal Buleleng, sekaligus upaya pelestarian nilai-nilai luhur dalam kebudayaan Bali. (Ag)