PATEN! Buleleng Sukses Sabet Juara 3 di Pacentokan Jantra Tradisi Bali V

Admin bulelengkab | 05 Juli 2025 | 81 kali

Perwakilan anak-anak dari Kabupaten Buleleng kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam gelaran Pacentokan (Lomba) Olahraga Tradisional Jantra Tradisi Bali V, yang berlangsung selama dua hari, Jumat (4/7) hingga Sabtu (5/7) di Lapangan Timur UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali.

Buleleng berhasil meraih Juara 3 pada cabang Tajog Putra dan Deduplak Putra, dalam kompetisi yang menjadi bagian dari Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 tersebut.

Pacentokan tahun ini menampilkan berbagai cabang permainan rakyat Bali, di antaranya Tajog Putra, Terompah Putri, Deduplak Putra, dan Hadang Putri. Para atlet cilik Buleleng berasal dari SMP Negeri 6 Singaraja yang tampil mewakili daerahnya dengan semangat tinggi.

Ketua pelatih kontingen Buleleng, Kadek Yustika, menyebut pencapaian ini sebagai buah dari kerja keras dan latihan konsisten yang dilakukan sejak bulan Februari. Ia mengapresiasi daya juang para peserta yang sebagian besar baru pertama kali mengikuti lomba tingkat provinsi ini.

“Ini bukan hanya soal menang, tapi tentang bagaimana anak-anak kita belajar menjaga, memahami, dan mencintai tradisi. Proses panjang ini bukti semangat anak-anak Buleleng menjaga tradisi leluhur lewat olahraga,” ujar Yustika di sela kegiatan.

Ia menambahkan bahwa latihan dilakukan rutin setiap hari dengan fokus pada ketahanan fisik dan kekompakan tim. Beberapa sesi latihan bahkan dilakukan di area pantai untuk meningkatkan kelincahan peserta.

Pacentokan (Lomba) Olahraga Tradisional Jantra Tradisi Bali sendiri merupakan bagian dari Jantra Tradisi Bali, sebuah agenda tahunan yang digagas untuk melestarikan permainan tradisional dan pengetahuan lokal. Melalui ajang ini, warisan budaya Bali dalam bentuk olahraga rakyat kembali dihidupkan dan diperkenalkan kepada generasi muda.

 “Kami berharap pemerintah daerah maupun sekolah-sekolah dapat lebih aktif memasukkan olahraga tradisional ini dalam kegiatan ekstrakurikuler, agar regenerasi bisa terus berjalan,” tambah Yustika.

Ajang ini tidak hanya menjadi kompetisi, tetapi juga panggung edukasi budaya yang menggembirakan bagi anak-anak Bali untuk tumbuh bersama identitas lokal mereka. (Ag)