Keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) di sejumlah desa dinilai sangat membantu mengurangi timbunan sampah menuju TPA Bengkala. Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Buleleng akan terus berkomitmen untuk mengurangi timbunan sampah. Melalui aksi kolaborasi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng dengan Rumah Plastik Singaraja sukses melahirkan inovasi pengolahan sampah organik dan anorganik sekaligus dalam satu mesin. Terungkap pilot project mesin inovasi itu akan dilakukan di Desa Anturan.
Ketika dihubungi pada Minggu, (16/11), mewakili Kadis PUTR Buleleng, Kepala Bidang Cipta Karya, Gede Suharjono mengakui bahwasannya dalam waktu dekat ini akan membangun mesin pengolahan sampah plastik dan organik di Desa Anturan. Mesin itu disebutnya TPS3R Plus dengan kemampuan pencacah dan pemilahan secara otomatis. “Kalau TPS3R sebelumnya cenderung mengelola sampah organik sedangkan plastik masih belum. Sekarang kita pilot project ini biar bisa plastiknya dikelola sendiri oleh desa sekaligus untuk mendukung program inovasi jalan cantik atau pengaspalan jalan dengan campuran sampah plastik,” ujar Kabid Suharjono.
Ditambahkan, sebelumnya masyarakat sudah baik dalam melakukan pemilahan sampah dari rumah sebelum dibawa ke TPS3R, namun belum terpilah dengan sempurna. Terkait itu, dengan keberadaan TPS3R Plus nanti akan meringankan pihak pengelola dalam melakukan proses pemilahan sampah. Kabid Suharjono menyampaikan anggaran dalam pembangunan TPS3R Plus sekitar 300 - 400 juta pada alat dan bangunan. “Sekarang sudah ada 57 TPS3R di Buleleng, semuanya aktif mengolah sampah. Nah dalam pertemuan workshop di Rumah Plastik Singaraja yang dilaksanakan sebelumnya, kami pertemukan sejumlah desa pengelola TPS3R untuk bekerjasama menangani permasalahan sampah di desa masing-masing. Kita dorong agar yang 57 TPS3R itu bisa lebih optimal,” ujar Kabid Suharjono optimis.
Sementara itu, Owner Rumah Plastik Singaraja, Putu Eka Darmawan menerangkan kapasitas mesin yang akan dibangun di Desa Anturan mampu melakukan proses pemilahan dan pencacahan sampah plsatik sebanyak 5 ton perhari atau selama 8 jam. Mesin TPS3R Plus itu tidak menggunakan bahan bakar minyak melainkan bertenaga listrik dengan tegangan 33.000 watt yang mampu mengatasi permasalah sampah dengan optimal. “Sebelumnya kami rumah plastik yang mensuport penuh bahan plastik pengaspalan jalan di Buleleng, nah dengan adanya alat ini, desa bisa membantu pemenuhan bahan plastik dan juga menghasilkan bagi desa. Ini perdana di Buleleng ada TPS3R Plus,” ujar Eka Darmawan.
Disinggung terkait jangka waktu ketahanan mesin, Eka Darmawan mengaku telah memperhitungkan hal itu, sehingga mesin ciptaannya tidak memerlukan perawatan khusus seperti memerlukan SDM professional, melainkan cukup hanya melakukan perawatan rutin usai menggunakan mesin TPS3R Plus seperti pengecekan baut, oli dan membersihkan alat agar tidak berkarat. Pihaknya berharap dengan keberadaan mesin ciptaannya itu mampu meningkatkan fungsi TPS3R sebelumnya, sehingga permasalahan sampah di desa selesai di desa. (Agst)