Satuan pendidikan di Kabupaten Buleleng diminta untuk mempersiapkan seluruh sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19. Di tingkat sekolah menengah pertama, persiapan ini ditunjukkan oleh SMP N 1 Singaraja dengan menggelar simulasi, yang ditinjau langsung oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Sabtu pagi (6/2).
Dalam peninjauannya, Bupati yang akrab disapa PAS ini menilai, masih ada hal-hal yang diperbaiki sekolah jelang PTM. "Kurangnya sirkulasi udara, pengawasan terhadap anak-anak agar tidak terjadi kerumunan dan lain sebagainya," ucapnya.
Lebih lanjut, Bupati PAS menyampaikan dirinya sudah menyerahkan sepenuhnya kepada kepala sekolah untuk penyediaan sarana dan penerapan Protokol Kesehatan (Prokes). "Sekolah sudah menyiapkan sarana, sekarang tinggal pelaksanaan dalam penerapan prokes di sekolah dan pengawasannya secara ketat," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng Made Astika, S.Pd. MM saat ditemui langsung seusai acara menyebutkan, kekurangan dalam simulasi ini akan segera diperbaiki, supaya nantinya dalam proses pembelajaran merasa nyaman, baik murid maupun gurunya. "Untuk proses pengecekan prokes akan diatur oleh kepala sekolah bersama jajarannya dari depan sampai ke ruang kelas, mulai dari pintu masuk, cuci tangan pakai sabun, ganti masker, cek suhu tubuh lanjut ke ruang kelas," ucapnya
Selain simulasi dilakukan SD dan SMP, pihaknya menyampaikan nantinya SMA/SMK akan difasilitasi, karena kewenangan ijin PTM di satuan pendidikan wilayah Kabupaten Buleleng ada pada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP N 1 Singaraja Ni Putu Karnadhi mengatakan, sebelum adanya simulasi di sekolah, pihak sekolah sudah minta ijin kepada orang tua siswa sebanyak 27 % dari 100 % yang sudah setuju PTM. Dengan adanya fasilitas yang kurang, dirinya akan menambahkannya seperti arah petunjuk jalan mulai dari depan sampai ke ruang kelas sesuai standar operasional dan prosedur (SOP).
Ditambahkan juga, dengan adanya kekurangan, dirinya akan mengajukan permohonan simulasi kembali. "Minggu ini kami akan mengevaluasi kekurangan yang tadi, nanti mungkin 2 minggu ke depan mengajukan permohonan simulasi kembali," ujarnya.
Selain itu, Karnadhi mengungkapkan, rencana siswa hanya belajar 3 jam setiap minggu, mulai dari jam 8 sampai jam 11 dengan jumlah 50 persen tiap kelas dengan metode ganjil genap. " Tidak ada ektra kurikuler, tidak ada kantin buka, perpustakaan tutup," tambahnya. (wir)