Obrolan Spesial Guntur FM, Bupati Suradnyana Ungkap Kesiapan Buleleng Memasuki New Normal

Admin bulelengkab | 11 Juni 2020 | 103 kali

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana selaku Ketua Gugus Percepatan Penangan (GTPP) Covid-19 Buleleng didampingi oleh Sekretaris Daerah Buleleng Gede Suyasa selaku Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng menjadi narasumber dalam obrolan spesial terkait perkembangan Covid-19 serta akan diberlakukannya "New Normal" di Kabupaten Buleleng. 

Kegiatan obrolan spesial di Radio Guntur yang berlangsung hari Kamis (11/6) itu juga menghadirkan narasumber Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Buleleng Dewa Suardipa, Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna, pengamat sosial Kadek Kariana, dokter spesialis penyakit dalam dr.Putu Arya Nugraha, dan seniman Made Adnyana Ole. Tampil Ketua Jurnalis Buleleng Ketut Wiratmaja sebagai moderator yang memandu obrolan spesial kali ini.

Mengawali obrolan sebagai narasumber pertama, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyatakan perkembangan penanganan Covid-19 di Kabupaten Buleleng dapat dikatakan sudah baik dan dapat dikembangkan sedikit lagi untuk menuju penerapan New Normal. Hal ini karena pihaknya sudah memiliki format yang baik dalam menangani Covid-19 terbukti pada perkembangan Covid-19 di Kabupaten Buleleng tetap dapat ditekan pada angka yang kecil.

Terkait persiapan menuju New Normal, bupati dua periode itu mengatakan pihaknya juga sudah menjalankan persiapannya namun dijalankan secara bertahap. Dimulai dari mulai diterapkannya kembali Work From Office (WFO) bagi ASN di lingkup Pemkab Buleleng. Selanjutnya, Ia akan memulai secara pelan-pelan untuk kembali membuka sekolah. Selain itu, pihaknya juga akan mengarahkan seluruh Desa Adat di Kabupaten Buleleng untuk membuat pararem yang memuat protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sedangkan untuk pemulihan Sektor Pariwisata. Menurutnya Buleleng sudah siap untuk membuka kembali karena para pelaku pariwisata sudah diberi pemahaman terkait protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang perlu dijalani, jadi hanya perlu menunggu arahan dari pusat.  Jika semua itu sudah berjalan, Suradnyana yakin New Normal dapat dimulai di Kabupaten Buleleng, sehingga pemulihan sektor yang terdampak Covid-19 baik ekonomi, sosial, dan budaya dapat mulai dijalankan. 

Narasumber berikutnya adalah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Buleleng yang memaparkan kesiapan pihak hotel dan restaurant di Buleleng dalam menyambut datangnya wisatawan karena semua Protokol (Protap) Covid-19 sudah dilakukan secara disiplin. Namun demikian diharapkan pihak pemerintah melakukan verifikasi bagi semua penginapan maupun restaurant yang sudah siap menerima kunjungan wisatawan.

Selanjutnya, memaparkan Covid-19 dari sudut pandang seniman, Made Adnyana Ole mengatakan Covid-19 berdampak besar kepada seniman khususnya di Kabupaten Buleleng. Hal ini karena protap social distancing membuat tidak memungkinkan untuk menggelar pertunjukan. Untuk itu Ia mengharapkan pemerintah dapat membantu solusi terkait masalah itu.  

Dari pihak organisasi adat, Kelian Desa Adat Buleleng I Nyoman Sutrisna selaku narasumber selanjutnya menjelaskan pihaknya juga turut andil dalam penanganan Covid-19 sesuai kapasitas sebagai Desa Adat. Upaya-upaya yang dilakukannya antara lain secara sekala seperti meneruskan imbauan pemerintah dengan turun langsung mengedukasi masyarakat, dan juga secara niskala dengan mengadakan Upacara Gering Lara Melaradan pada Sabtu (13/6) ini.

Sementara dari segi medis, Dr. Putu Arya Nugraha yang merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam mengatakan dukungan pihak Pemkab Buleleng terhadap tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 di Buleleng sudah cukup baik.

Narasumber terakhir, Kadek Kariana selaku pengamat sosial mengatakan penerapan protokol kesehatan di Kabupaten Buleleng sudah cukup baik untuk menuju New Normal. Namun hal tersebut tidak akan terwujud jika masih terdapat masyarakat yang melanggar seperti tidak pakai masker atau tidak jaga jarak. Untuk itu, Ia berharap ke depannya Pemkab Buleleng dapat memberikan pengawasan yang lebih baik lagi, sehingga kondisi ideal untuk menuju New Normal dapat diwujudkan. (st-cnd)