*HUT ke 3 Suka Duka UMKM Aluh, Wabup Supriatna: UMKM Pilar Pemulihan Ekonomi Buleleng*

Admin bulelengkab | 06 Agustus 2025 | 99 kali

Tiga tahun perjalanan Komunitas Suka Duka Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Aluh Buleleng menjadi bukti nyata ketangguhan ekonomi kerakyatan. Wakil Bupati (Wabup) Buleleng Gede Supriatna secara khusus menegaskan peran strategis UMKM sebagai solusi permanen menghadapi dampak krisis ekonomi di Kabupaten Buleleng.


Hal itu disampaikannya saat menghadiri Peringatan HUT ke 3 Suka Duka UMKM Aluh di Kedai Panji, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Rabu (6/8/2025).


Acara yang dihadiri puluhan pelaku usaha ini merefleksikan transformasi UMKM dari sektor marginal menjadi lokomotif ekonomi baru. Supriatna mengungkapkan apresiasi mendalam terhadap gelombang masyarakat Buleleng yang beralih ke usaha mikro pasca krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Fenomena ini menunjukkan ketahanan wirausaha lokal yang didukung pendampingan intensif dari Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagprinkop UKM) Buleleng.


“Integrasi juga dilakukan pada  tiga sektor unggulan yaitu pertanian, pariwisata, dan UMKM. Hal ini sebagai poros utama strategi pemulihan ekonomi di Kabupaten Buleleng,” ucap Supriatna.


Supriatna menjelaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng konsisten membuka ruang partisipasi melalui berbagai kesempatan. Seperti keikutsertaan dalam hari bebas kendaraan yang digelar setiap hari Minggu. Begitu juga dengan festival-festival daerah. Jadi, tidak hanya membuka akses pemasaran, tapi juga komitmen untuk membangun ekosistem usaha berkelanjutan. 


“Kami juga mempunyai rencana strategis untuk penyediaan tempat permanen di jantung Kota Singaraja yang akan berfungsi sebagai etalase bergilir produk UMKM sekaligus pusat inovasi,” jelasnya.


Sementara itu, Ketua Suka Duka UMKM Aluh yang juga Ketua Panitia Peringatan HUT ke 3 Suka Duka UMKM Aluh Nyoman Suryanta, mengatakan selama tiga tahun perjalanan, 40 anggota kini memiliki legalitas usaha lengkap dengan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan berupaya menghilangkan kendala administratif dalam pengembangan usaha. Komunitas Suka Duka ini fokus pada pelestarian produk berbasis kearifan lokal. 


“Beragam kuliner tradisional seperti jaje laklak dan sate plecing, kerajinan kayu hingga tenun endek Buleleng menjadi andalan pada acara peringatan yang dirangkaikan dengan pameran produk,” kata dia.


Suryanta menambahkan kesiapan berkolaborasi dengan program Pemkab, termasuk galeri UMKM yang sedang digodok Disdagprinkop UKM Buleleng. Sistem pameran bergilir dirancang yang mana setiap anggota mendapat kesempatan menampilkan produk unggulan. 


“Mekanisme ini diharapkan memperluas jangkauan pasar sekaligus menciptakan sinergi antar-pelaku usaha,” imbuhnya. (dra)