Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Gedong Kirtya menunjukkan komitmennya dalam melindungi dan melestarikan lontar sebagai warisan budaya leluhur. Hal ini dibuktikan dengan gencarnya inventarisasi dan penerjemahan lontar di berbagai desa di Buleleng.
Tahun ini, UPTD Gedong Kirtya baru menyasar enam lokasi untuk inventarisasi lontar, yaitu Desa Banyuatis, Desa Seririt, Desa Banjar, Desa Sawan, Kelurahan Banyuning dan Kelurahan Kendran.
Saat ditemui, Jumat, (26/4), Kepala UPTD Gedong Kirtya, Dewa Ayu Susilawati, menjelaskan bahwa inventarisasi lontar dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke masing-masing desa dan petugas layanan penterjemahan lontar. Hal ini dilakukan untuk mendata jumlah lontar yang ada, kondisi lontar, serta mengetahui isi dari lontar tersebut.
"Inventarisasi ini penting untuk mengetahui jumlah dan kondisi lontar di Buleleng. Selain itu, dengan mengetahui isi lontar, kita bisa melestarikan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya," jelasnya.
Lebih lanjut, Dewa Ayu Susilawati menambahkan, UPTD Gedong Kirtya juga menerjemahkan lontar-lontar yang telah diinventarisasi. Hal ini dilakukan agar lontar-lontar tersebut lebih mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat luas.
"Dengan menerjemahkannya, kami ingin membuat lontar-lontar ini lebih mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat luas," ungkapnya.
Upaya pelestarian lontar oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ini patut diapresiasi. Dengan sistem jemput bola dan layanan terjemahan lontar, diharapkan lontar-lontar di Buleleng dapat terjaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
Kedepan, UPTD Gedong Kirtya masih konsen dalam pelestarian lontar. Rencananya di tahun ini akan diadakan kegiatan pameran, sosialisasi dan kegiatan lomba.(Rk)