Ikuti Kami

Capaian SP2020 Baru 37,06%, Metode Wawancara Masyarakat Akan Dilakukan Kedepannya

Admin bulelengkab | 12 Juni 2020 | 79 kali

Wakil Bupati, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd menerima audiensi Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng, Dewa Made Suambara terkait hasil Sensus Penduduk 2020 (SP2020) di Buleleng. Audiensi itu berlangsung di ruang kerja Wakil Bupati, Jumat, (12/6). 

Dalam kesempatan itu, Plt. Dewa Made Suambara ketika ditemui usai acara menyampaikan bahwa sensus online tahun 2020 telah berhasil dilakukan. Namun demikian sensus penduduk yang mulanya dijadwalkan selama 46 hari,yakni tanggal 15 Februari sampai 31 maret 2020 mengalami perubahan. "Dampak dari pandemi Covid-19 ini membuat kami memperpanjang pelaksanaan Sensus Penduduk online hingga 29 Mei 2020," terangnya.

Lebih lanjut, Plt Made Suambara menjelaskan hasil pencapaian sensus penduduk di Kabupaten Buleleng mencapai 246.625 penduduk atau 37,06% dari 665.534 penduduk yang terdata di Kabupaten Buleleng. Dari sisa 64,00% penduduk di Kabupaten Buleleng nanti rencananya akan dilanjutkan dengan metode wawancara ke tempat penduduk masing-masing. "Kami rencanakan metode itu pada bulan September ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19," ujar Plt. Made Suambara. Ditegaskan juga bahwa sensus penduduk wajib dilaksanakan karena merupakan amanat undang-undang walaupun secara pendanaan menjadi terbatas, hal itu mengingat dana-dana yang ada sudah direlokasi untuk penanganan covid-19.

Selain itu, Plt. Made Suambara berharap agar masyarakat turut serta mendukung program sensus penduduk sehingga apa yang menjadi tujuan pendataan update kependudukan dapat tercapai dengan baik dan sukses. "Kami juga memohon kerjasama dan dukungan Pemkab Buleleng hingga di tingkat pemerintah desa/kelurahan untuk mensukseskan sensus penduduk online tahap selanjutnya," ujarnya.

Terkait kendala, Plt. Made Suambara menjelaskan selama ini ada beberapa kendala yang dihadapi atas perubahan metode konvensional ke metode digital. "Kondisi geografis Buleleng yang berbukit memang cukup sulit untuk mengakses internet, terlebih lagi jika diakses secara bersamaan tentunya akan mengalami kelambatan diserver," pungkasnya. (Wir)