Ikuti Kami

Wujudkan Kesetaraan Gender, Pemkab Buleleng Gelar Pelatihan PPRG

Admin bulelengkab | 30 November 2021 | 205 kali

Dalam hal mewujudkan kesetaraan gender diberbagai bidang pembangunan, baik di bidang politik, demokratis dan pemerintah yang disentralistik, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui  Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kab. Buleleng gelar Pelatihan Perencanaan dan Penggangaran yang Responsif Gender (PPRG) Kabupaten Buleleng Tahun 2021 di Gedung Unit IV Setda Buleleng, Selasa (30/11).


Kegiatan yang dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kab. Buleleng, Ni Made Rousmini didampingi Kepala DPPKBPPPA Kab. Buleleng, Made Arya Sukerta ini diikuti oleh seluruh perwakilan Kasubag Perencanaan masing-masing SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dan menghadirkan narasumber dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali, Anak Agung Rai Kartini.


Ditemui seusai kegiatan, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kab. Buleleng, Made Rousmini mengatakan, gender ini harus betul-betul diimplementasikan di masing-masing SKPD. Dari sisi perencanaan, penganggaran dan keterlibatkan mereka juga harus diperhatikan. 


"Jadi, hasil dari pembangunan itu bisa dinikmati oleh gender itu sendiri, dalam hal ini kesetaraan baik laki-laki ataupun perempuan hingga kelompok disabilitas," ujarnya.


Lebih jauh dijelaskan, Pemkab. Buleleng sesuai Perda yang dimiliki yaitu mendorong dan mendukung program ini betul-betul terlaksana. Pelatihan ini sangat dibutuhkan terutama oleh Kasubag Perencanaan dan Sekretaris selaku penyusun anggaran agar memperhatikan porsi-porsi yang sifatnya lebih mengutamakan kesetaraan gender.


Rousmini berharap, dalam penyusunan perencanaan dan penikmat pembangunan harus disertakan gender itu. " Jangan hanya didominasi oleh kaum laki-laki saja," ucapnya.


Sementara itu, Anak Agung Rai Kartini selaku narasumber dari BPSDM Prov. Bali mengatakan, tujuan dari diadakan pelatihan ini untuk membuat pola pikir dari pada aparatur itu supaya rensponsif gender. 


"Selama ini pembangunan itu selalu timpang antara laki-laki dan perempuan. Artinya, manfaat kegiatan yang selama ini dilakukan itu masih belum respon terhadap masyarakat baik laki-laki maupun perempuan," tegas Rai Kartini.


Terkait itu, dari perencanaan itulah maka output yang kita harapkan sesuai dengan perencanaan yang ada. "Jadi, saya harap perencanaan itu peka dan responsif bahwa masyarakat yang mereka sasar itu kebutuhan yang berbeda- beda antara laki-laki dan perempuan yang selama ini kita selalu netral dalam berpikir," harapnya. (suy)