Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemerdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Buleleng mencanangkan tiga desa/kelurahan sebagai pilot project pelaksanaan program Ruang Bersama Indonesia (RBI). Ketiganya adalah Desa Panji Kecamatan Sukasada, Kelurahan Kendran Kecamatan Buleleng, dan Desa Tampekan Kecamatan Banjar. Program nasional yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI ini bertujuan untuk memperkuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dengan membangun ruang aman dan inklusif dari desa dan kelurahan.
Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Buleleng, Nyoman Riang Pustaka saat dikonfirmasi, Selasa (13/5), menjelaskan bahwa RBI merupakan penguatan lanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang sebelumnya telah digulirkan. “RBI ini adalah salah satu upaya mewujudkan kabupaten layak anak yang dimulai dari desa dan kelurahan. Intinya adalah menciptakan ruang bersama yang aman bagi perempuan dan anak, serta mendorong kolaborasi lintas sektor,” jelasnya.
Pemilihan Desa Panji, Kelurahan Kendran, dan Desa Tampekan bukan tanpa alasan. Ketiga wilayah ini dinilai telah memiliki pondasi kuat dalam mendukung program-program perlindungan perempuan dan anak. Kelurahan Kendran bahkan telah menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi, yakni STIE Satya Dharma dan Universitas Tarumanegara, dalam pengembangan prototipe ruang bersama.
Riang Pustaka menambahkan, latar belakang peluncuran RBI juga didorong oleh pentingnya peran setara antara perempuan dan laki-laki dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. “Kalau hanya memberdayakan satu sisi, ibarat kita hanya berlari dengan satu kaki. Padahal jumlah perempuan dan laki-laki hampir seimbang. Maka keduanya harus diberdayakan secara proporsional,” ujarnya.
Selain itu, RBI juga diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan sosial seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak, pernikahan usia dini, serta pola komunikasi keluarga yang mulai terkikis oleh kecanduan gadget. “RBI ini juga mengisi kekosongan ruang komunikasi antar generasi. Generasi sekarang punya kebebasan berekspresi, tapi kurang komunikasi dengan keluarga. RBI hadir untuk mempertemukan mereka dalam ruang yang mendukung dialog dan tumbuh kembang anak,” imbuhnya.
Secara struktural, Buleleng juga tengah menyiapkan Sekretariat Bersama RBI di tingkat kabupaten, dengan koordinator Sekretaris Daerah, Ketua Harian Kepala Bappeda, dan Wakil Koordinator Kepala Dinas P2KBP3A. Struktur ini akan melibatkan perangkat daerah sesuai potensi masing-masing untuk mendukung keberlanjutan program.
Riang Pustaka menegaskan bahwa kesuksesan program ini sangat bergantung pada komitmen pemerintah desa/kelurahan. Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan edukasi dan sosialisasi melalui forum-forum bersama camat, perbekel, dan lurah. “Kalau ada komitmen, maka akan ada keberpihakan anggaran dan kebijakan. Harapan kami, setelah pilot project ini berjalan baik, desa-desa lain akan mengikuti,” pungkasnya.