Suasana Lapangan Desa Kaliasem tampak semarak dengan sorak-sorai masyarakat yang menyaksikan Parade Sampi Gerumbungan, sebagai salah satu rangkaian kegiatan Lovina Festival 2025 yang digelar pada hari ini (26/07).
Parade budaya ini kembali digelar sebagai bentuk nyata pelestarian adat dan budaya khas Buleleng yang unik.
Parade Sampi Gerumbungan menampilkan atraksi sapi jantan khas Buleleng yang dihias secara tradisional dan dituntun oleh para pekembar dengan pakaian adat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga simbol kekayaan budaya lokal yang patut dijaga dan diwariskan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, SP, menyampaikan dukungan akan keberlanjutan tradisi ini.
"Kami sangat mendukung pelestarian tradisi ini, karena Sampi Gerumbungan merupakan satu-satunya tradisi khas yang hanya ada di Buleleng. Melalui kegiatan seperti ini, pariwisata kita juga bisa terus berkembang," ujarnya.
Lebih lanjut, Gede Melandrat menegaskan bahwa keberlanjutan tradisi ini juga memerlukan perhatian terhadap pelestarian jenis sapi yang digunakan.
"Sampi Gerumbungan ini cukup langka, karena hanya bisa diperoleh dari keturunan langsung sapi Gerumbungan. Butuh waktu sekitar lima tahun untuk memelihara satu sapi hingga siap tampil. Maka dari itu, pemerintah hadir untuk membantu pelestarian dengan mengedepankan komunikasi, inovasi, dan evaluasi yang dilakukan secara berkala," tambahnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd, turut menyampaikan apresiasi kepada para peternak sapi Gerumbungan yang telah menjaga keberlangsungan tradisi ini.
Pelestarian budaya melalui sapi ini tidak bisa berjalan tanpa peran mereka. Pemerintah hadir untuk terus mendukung agar tradisi ini tetap terjaga dan lebih mengenal budaya di Buleleng," katanya.
Melalui parade ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga budaya lokal semakin meningkat, sekaligus memperkuat posisi Buleleng sebagai destinasi wisata budaya di Bali Utara. (Sa)