Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kabupaten Buleleng lakukan sidak di Pasar Anyar Singaraja sebagai upaya mengantisipasi penyebaran makanan yang mengadung pewarna tekstil menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Senin, (17/2).
Kepala BPOM Buleleng, Made Ery Bahari Hantana menerangkan intensifikasi pengawasan yang dilakukan hari ini bersama instansi terkait fokus pada jajanan banten yang diperlukan menjelang hari raya. Hal itu bertolak pada kasus sebelumnya yang sering dijumpai jajanan dimaksud mengandung pewarna tekstil. “Kita cek kembali, kita ingin melindungi masyarakat yang melaksanakan Hari Raya Galungan dan Kuningan agar tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan berbahaya,” jelasnya.
Kepala Made Ery mengaku, dari 12 sampel yang diambil langsung di pedagang, setelah dilakukan pengujian ditemukan 4 makanan yang positif mengandung pewarna rhodamin B atau pewarna tekstil. “Jadi ada empat jajanan yang masih positif (rhodamin B), nanti kita akan lakukan edukasi kepada pedagang dan juga sumber produksi jajanan tersebut,” tegas Made Ery.
Khusus kepada sumber produksi jajanan yang menggunakan pewarna tekstil, pihaknya akan melakukan pembinaan yang intensif dengan harapan penggunaan bahan berbahaya dalam makanan tidak ada lagi.
Made Ery berharap tim koordinasi kabupaten dan provinsi bisa secepat mungkin dibentuk agar lebih maksimal lagi dalam pengawasan obat dan makanan di Kabupaten Buleleng, sehingga penyebaran makanan dengan bahan berbahaya dapat dicegah.
Pihaknya juga menambahkan, dalam upayanya menuntaskan penyebaran makanan dengan bahan berbahaya dilakukan melalui Gerakan Keamanan Desa. Made Ery mengaku di Kabupaten Buleleng terdapat 3 desa yang secara intensif diberikan pembinaan, yakni Desa Penglatan, Desa Banyuning dan Desa Pemaron. “Pemerintah Desa Pemaron telah menganggarkan pembelian alat tes Kit dan melakukan pengawasan secara mandiri,” jelasnya.
Sementara itu, sebelumnya di lokasi yang sama juga, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng melakukan sidak daging babi. Hasilnya, semua daging babi aman untuk dikonsumsi. Kadis Pertanian Buleleng, Ir. Made Sumiarta menegaskan pengecekan terus dilakukan terhadap daging babi yang ada di Kabupaten Buleleng. Pada hari Minggu (16/2), dari sore sampai malam hari dilakukan pengecekan dan tes kesehatan kepada babi di beberapa titik. Tes yang dilakukan adalah ante mortem pada pukul 17.00 sampai 19.00 WITA. Tes ante mortem dilakukan pada babi sebelum dipotong. “Bagaimana kondisi babi yang ada di Buleleng sebelum dipotong. Pemantauan juga dilakukan di lima titik yang tersebar di Kecamatan Buleleng, Sawan, Seririt dan Busungbiu. Kami punya petugas tersebar di masing-masing kecamatan,” jelasnya.
Dari hasil pemantauan di sentra-sentra peternak dan 35 Tempat Pemotongan Hewan (TPH), semua sudah menerapkan biosecurity yang ketat. Setelah dilakukan proses biosecurity dan tes ante mortem, pada malam harinya dari pukul 23.00 WITA sampai pagi, dilakukan tes post mortem. Post Mortem dilakukan pada babi yang sudah dipotong dan siap dibawa ke pasar. “Semua babi yang dipotong di TPH semuanya steril dan tidak ada permasalahan sehingga aman untuk dikonsumsi,”ujar Sumiarta. (Agst – Wir).