Upaya serius Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam meminimalisir dampak bencana Hidrometeorologi dengan penguatan kesiapsiagaan terus dilakukan. Mitigasi bencana yang komprehensif dengan pelibatan pemangku kepentingan maupun stake holder terkait membentuk penyamaan persepsi, kesepahaman tindak lanjut dalam penanggulangan bencana. Hal Ini terungkap saat Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi menggelar rapat terpadu bersama seluruh pemangku kepentingan baik instansi vertical, kementeriaan, hingga pemerintah desa dan kelurahan secara virtual, Jumat,(17/10).
Lebih lanjut disampaikan dalam paparannya, Kalak BPBD mengatakan topografi wilayah Kabupaten Buleleng yang ‘Nyegara Gunung” ini memiliki potensi bencana yang tinggi. Sesuai rilis BMKG dari Stasiun Klimatologi Bali terkait perkembangan iklim dan prediksi musim hujan, bahwasannya awal musim hujan akan terjadi pada minggu ke 2 bulan Oktober tahun 2025 dibeberapa bagian wilayah Buleleng, untuk itu penguatan kesiapsiagaan bencana di wilayah Kabupaten Buleleng dan kesamaan gerak langkah yang strategis dalam memitigasi bencana oleh seluruh stakeholder terkait.
“Bahwasannya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan dan tanah longsor patut kita tanggulangi dengan pencegahan dan mitigasi bencana yang terpadu, terukur dan menyeluruh. Hal ini bertujuan memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.”terangnya.
Perlu diketahui, potensi bencana hidrometrologi disebabkan oleh komponen permukaan lahan, komponen atmosfer dan komponen manusia, untuk itu perilaku kita dalam menjaga lingkungan sangat penting dengan tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan drainase, sungai dan pantai.”Kegiatan Jumat bersih yang telah dilakukan dilingkungan masing-masing merupakan langkah konkret dalam mencegah bencana banjir. Kesadaran dan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar menjadi sebuah kebiasaan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali,”pintanya.
Pihaknya berharap setelah rapat koordinasi ini, sinergi makin kuat, mitigasi bencana di Kabupaten Buleleng semakin padu dan kongkret. seperti melakukan pemetaan serta deteksi dini terhadap potensi ancaman, risiko dan kerentanan untuk menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul yang paling aman pada saat terjadi bencana, melaporkan secara rutin kondisi wilayah yang berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi, terakhir penataan lingkungan dengan mengajak seluruh pihak bersama masyarakat lewat aksi gerakan kebersihan di saluran air, sungai, drainase dan pantai serta PHBS.
Sementara itu, stakeholder terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum RI melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida menjelaskan pengelolaan banjir sesuai kewenangannya, sedangkan Dinas PUTR Kabupaten Buleleng menjelaskan peta resiko dan langkah antisipatif banjir terhadap drainase-drainase yang ada terutama diwilayah perkotaan yang rawan banjir. Lebih lanjut dari BMKG memaparkan prediksi musim hujan tahun 2025-2026. Dari UPTD KPH Bali Utara Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali terkait pengelolaan, perlindungan hutan terhadap cuaca ekstrem di Buleleng dan diakhir melalui Dirjen Bina Marga Kementerian PU memaparkan potensi dan pencegahan pohon tumbang di ruas jalan nasional.(wd)