Ikuti Kami

“Jukut Buangit” Sobean Khas Desa Sangsit

Admin bulelengkab | 29 Maret 2021 | 3606 kali

Di tengah gempuran berbagai produk olahan pangan modern, cukup banyak masyarakat khusunya kalangan remaja beralih ke jajanan “kekinian” baik dari jenis minuman maupun makanan. Di sepanjang jalan sudah banyak ditemui termasuk di media online juga.

 

Kendati pun demikian, maraknya keberadaan makanan modern itu tidak berpengaruh besar terhadap salah satu olahan pangan khas Desa Sangsit, Kecamatan Sawan. 

 

Jukut buangit, salah satu olahan pangan tradisional ini telah menjadi primadona di banyak kalangan dari puluhan tahun silam. Rasanya yang khas, unik dan menghangatkan badan menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta jukut buangit. Tidak salah jika makanan ini mampu bersaing di tengah produk olahan pangan modern, terlebih jukut buangit menjadi program promosi Sobeannya Buleleng.

 

Penasaran akan rasa dan cara pembuatannnya, Tim Peliputan dan Dokumentasi Dinas Kominfosanti Kabupaten Buleleng mengunjungi salah satu pembuat jukut buangit ini. 

 

Ketut Seringanis, sosok ibu sederhana asal Banjar Tegal, Desa Sangsit ini merupakan satu diantara beberapa orang yang sudah lama berjualan jukut buangit. Dari ceritanya, Ketu Seringanis menjelaskan proses pembuatan jukut buangit sangat sederhana, hanya memerlukan 4 jenis bumbu racikan, yakni garam, asam jawa, gula pasir dan bumbu penyedap. Berdasarkan pengalamannya sebagai pedagang jukut buangit selama 30 tahun, tidak semua jukut buangit rasanya sama, tergatung kecermatan merebus buangit. “Membuatnya memang mudah, tapi kalau kurang telaten saat proses perebusan buangit, nanti rasanya bisa pahit,” jelas ibu 65 tahun itu.

 

Setiap hari ibu 3 anak ini biasanya mengolah buangit sebanyak 3 Kg saja. Dari jumlah itu, sudah cukup banyak jika sudah selesai diolah menjadi jukut buangit. Tidak hanya itu, ia pun juga melengkapinya dengan olahan palem udang dan pepes ikan.

 

Mulai dari pukul 11.00 Wita, Ketut Seringanis sudah menyunggi dagangannya menuju pertigaan Banjar Dinas Kloncing, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan. Sebelumnya ia berjualan jukut buangit di Banjar Dinas Sabi, Desa Suwug. “Awalnya saya berjualan di Suwug, karena di Klocing sudah mulai ramai orangnya, saya pindah. Baru 2 tahun saya jualan disini (Kloncing),” terangnya.

 

Disinggung tentang langganannya, Ketut Seringanis mengaku tidak begitu mengingat betul jumlahnya, yang pasti sangat banyak. Bukan hanya para orang tua saja, banyak juga remaja yang suka jukut buangit. Langganannya pun tidak berasal dari desa-desa sekitar Kerobokan, melainkan ada yang dari Desa Tajun, Desa Bebetin bahkan dari Kintamani pun juga sering datang memborong buangitnya. 

 

Bagi masyarakat Buleleng yang penasaran ingin mencoba nikmatnya jukut buangit khas Sangsit, bisa datang langsung ke pertigaan Banjar Dinas Kloncing, masuk 50 meter ke selatan, tepat sebelah barat jalan Ketut Seringanis menggelar dagangannya. 

 

Semoga produk Sobean Buleleng ini semakin dikenal masyarakat luas, sehingga secara tidak langsung membantu meningkatkan roda perekonomian UMKM yang ada di Buleleng secara bertahap dan berkelanjutan. (Agst).