Ikuti Kami

Buleleng Zona Merah, Bupati Buleleng Minta Perketat Pengawasan

Admin bulelengkab | 19 April 2021 | 511 kali

Menyikapi masifnya penyebaran Covid-19 di Kabupaten Buleleng yang menyebabkan Buleleng masih dalam kategori zona merah, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST selaku Ketua Satgas Covid-19 meminta seluruh pihak terkait gencar melakukan penanganan penekanan penyebaran Covid-19. Demikian disampaikan Bupati saat membuka Rapat Koordinasi dan Evaluasi penanganan Covid-19 Buleleng, di Ruang Rapat Lobi Atiti Wisma Kantor Bupati, Senin, (19/4).

 

Mengevaluasi perkembangan kasus harian Covid-19, tercatat sebagian besar tercatat kasus konfirmasi baru berasal dari 4 Kecamatan yakni Kecamatan Buleleng, Gerokgak, Seririt dan Sukasada. Begitu pula kasus kematian akibat Covid-19 juga cenderung lebih banyak terdapat pada 4 kecamatan tersebut. Menyikapi hal itu, Bupati Agus meminta Satgas Covid-19 memprioritaskan masyarakat khususnya di 4 Kecamatan itu untuk dilaksanakan penindakan tegas terhadap pelanggar protokol kesehatan.

 

"Pendisiplinan secara ketat kita prioritaskan di  Kecamatan Buleleng, Gerokgak, Sukasada dan Seririt. Saya minta lebih instens lagi dilakukan penegakkan protokol kesehatan bagi pelanggar,” Tegas Bupati dua periode itu.

 

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Gede Suyasa, M.Pd menambahkan, terdapat 3 hal yang menyebabkan Buleleng berada pada zona merah, yang pertama adalah permasalahan Bed Occupancy Rate (BOR) atau tempat tidur rumah sakit. “Selama ini BOR kita sempat 70% tapi saat ini kita posisi perhari kemarin 39%, dari sisi BOR kita bisa mengurangi yang tentu itu diperoleh dengan mengurangi pasien OTG-GR ke rumah sakit, sehingga mereka diisolasi di beberapa tempat pariwisata, salah satunya hotel di Seririt,” jelasnya.

 

Melanjutkan pemaparannya, Suyasa mengatakan permasalahan kedua yang dihadapi yaitu angka kematian di Kabupaten Buleleng dengan persentase 4,0% memang di atas dari rata-rata nasional, ada satu pemahaman bahwa hampir 90% kematian Covid-19 Buleleng itu dialami pasien komorbid berat. 

 

“Skema dalam penanganannya supaya lebih dievaluasi kembali yang komorbidnya dilayani tetap intensif kemudian prokesnya terhadap Covid-19 tetap berjalan,” jelasnya. Yang ketiga kasus tetap terjadi di Buleleng hampir rara-rata terjadi 2 angka setiap harinya. (wir)